Minggu, 09 Agustus 2009

Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Manusia selalu membutuhkan dan bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, manusia disebut mahluk sosial (homosocius).
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara melakukan kegiatan ekonomi (menghasilkan barang atau jasa). Oleh karena itu manusia disebut mahluk ekonomi (homoeconomicus). Sebagai homosocius dan homoeconomicus, manusia ada yang bermoral dan ada yang tidak bermoral.

Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya terdiri dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya terdiri dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan menurut sumber yang merasakan atau menurut sifatnya terdiri dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan menurut cara pemenuhannya atau subjeknya terdiri dari kebutuhan individual dan kebutuhan kolektif/sosial.

Manusia memerlukan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhannya, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM). Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui disebut SDA unrenewable. Sementara sumber daya alam yang dapat diperbarui disebut SDA renewable.

Tindakan ekonomi yang dilakukan manusia umumnya didorong oleh keinginan dan kebutuhan yang dirasakannya. Dorongan ini disebut dengan motif yang bisa bersifat ekonomi dan nonekonomi. Manusia yang menerapkan prinsip ekonomi akan selalu melakukan kegiatan/ekonominya secara rasional (masuk akal).

Dengan selalu mempertimbangkan secara rasional antara pengorbanan dan hasil yang dicapai, berarti manusia telah berpedoman pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu

DETAIL

Homosocius: manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Homoeconomicus: manusia selalu memiliki kebutuhan dan akan berusaha memenuhinya (dengan melakukan kegiatan ekonomi) untuk mencapai kepuasan dan kesejahteraan.

Keinginan (wants): berkaitan dengan situasi orang yang memerlukan pemuasan.
Kebutuhan (needs) : berkaitan dengan keberadaan alat pemuas (barang dan jasa). Keinginan dapat dipuaskan apabila kebutuhan akan alat pemuas yang diperlukan terpenuhi.
Contoh: Seorang siswa ingin membaca komik (keinginannya adalah membaca buku komik) maka ia butuh buku komik (kebutuhannya adalah buku komik). Keinginan membaca buku komik akan terpenuhi atau terpuaskan apabila kebutuhan akan buku komik telah terpenuhi.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha mempertahankan hidup yang layak, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan primer/pokok. Contoh: bagi siswa sekolah, kebutuhan primernya adalah pakaian seragam, buku, alat tulis dan jasa guru. Jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia akan hidup layak sebagai siswa. Sebaliknya, jika kebutuhannnya tidak terpenuhi, maka kehidupannya sebagai siswa sekolah menjadi tidak layak.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder bagi siswa sekolah misalnya; televisi, majalah, jaket dan jajan.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau meningkatkan harga diri atau gengsi, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan tersier. Contoh bagi siswa sekolah misalnya; handphone blackberry, laptop, dan lain-lain.

Jika ada keinginan yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekarang. Contoh orang yang sakit butuh obat. Sebaliknya jika pemenuhannya dapat ditunda maka termasuk kebutuhan yang akan datang.

Kebutuhan jasmani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan jasmani (makanan, pakaian, dll). Kebutuhan rohani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan rohani (hiburan, tempat ibadah, sumber pengetahuan, dll)

Apabila kebutuhan alat pemuas dapat dipenuhi secara pribadi/individual, maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan individual, contoh; sikat gigi, motor, dll. Apabila kebutuhan alat pemuas harus dipenuhi secara bersama-sama (kolektif/sosial), maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan kolektif/sosial, contoh; jalan raya, rumah sakit, dll.

SDA bebas: SDA yang jumlahnya tak terbatas (lebih banyak) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (oksigen, angin, sinar matahari, air di daerah tertentu, dll).
SDA ekonomi: SDA yang jumlahnya terbatas (lebih sedikit) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (ikan laut, kayu hutan, air di daerah tandus, dll).

Kegiatan/tindakan ekonomi: Kegiatan menghasilkan barang/jasa.
Motif (ekonomi/nonekonomi): keinginan yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi. Contoh: Pak Adi membuka usaha industri tas dan sepatu. Motif ekonomi Pak Adi ingin mendapat keuntungan guna meningkatkan kemakmuran.

Motif nonekonomi Pak Adi ingin menciptakan lapangan kerja dan mendidik anak-anaknya agar mampu berwirausaha mandiri. Biasanya motif nonekonomi bertujuan nonkemakmuran, misalnya ingin mendapat kasih sayang, keamanan, ketentraman, penghargaan, kedudukan, keinginan untuk mendidik, membahagiakan atau membantu orang lain

Apabila keinginan untuk memperoleh barang atau jasa berasal dari kesadaran diri sendiri maka disebut motif intrinsik, jika dorongan berasal dari orang/pihak lain maka disebut motif ekstrinsik.

Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Contoh, dengan modal Rp20.000,00 umumnya mampu dihasilkan 8 donat, namun kita bisa hemat, cermat dan tepat sehingga menghasilkan 10 donat.
Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu. Contoh, telah diterima uang pesanan Rp20.000,00 untuk 8 donat, dengan bekerja secara hemat, cermat dan tepat membuat dana yang digunakan cukup Rp18.000,00 untuk 8 donat dengan kualitas donat sesuai pesanan.

Raditya Nareshwara
7a SMP Taruna Bakti

Jumat, 07 Agustus 2009

Pagi Gembira

Pada hari Jumat tanggal 14 Agustus nanti kita akan mengikuti Pagi Gembira. Ada beberapa lomba yang akan kita ikuti.Ada tarik tambang,spon air,akustik,menyusun buah, dan banyak lagi.Tarik tambang diikuti oleh 10 orang laki2,spon air diikuti oleh 3 orang laki2 atau perempuan.Akustik diikuti oleh 5 orang laki2 atau perempuan.Akustik temanya adalah perjuangan.menyusun buah diikuti oleh laki2 atau perempuan 3 orang. Yang mana aturan menyusun buah adalah maksimal uangnya 50.000 idr.persiapan untuk itu hanya dengan waktu 1 minggu.Dan kelas 7a lomba make over tidak ada yang bersedia yang menjadi peserta lomba.

Senin, 03 Agustus 2009

tugas ekonomi dan koprasi

USAHA MANUSIA MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUPNYA
Setiap manusia memiliki kebutuhan. Kebutuhan manusia yang satu dan lainnya berbeda. Demikian pula dengan cara pemenuhan kebutuhan tersebut. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal, manusia merupakan makhluk sosial yang bermoral. Di samping itu, dengan akal yang diberikan Tuhan, manusia juga adalah makhluk ekonomi yang bermoral. Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha menuhi kebutuhannya dengan bijaksana. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi. Tahukah kamu apa saja kebutuhan manusia itu? Apa pula yang dimaksud dengan manusia merupakan makhluk sosial yang bermoral? Apa pula yang dimaksud dengan tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi? Pada bab ini, kamu akan mempelajari tentang bagaimana usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pelajaran ini juga terkait dengan pelajaran di sekolah dasar. Ingatlah kembali pelajaran mengenai jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia serta sumber daya alam yang telah kamu pelajari di sekolah dasar. Diharapkan setelah mempelajari materi ini, kamu akan mampu (1) mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan, dan (2) mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Mempelajari materi ini akan membantu kamu dalam memahami perilaku manusia dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kamu akan mampu mempersiapkan diri untuk menerapkannya dalam usaha memenuhi kebutuhanmu sehari-hari.

CONTOHNYA:

” BUSWAY TRANSJAKARTA”

Kota Jakarta sangat identik dengan Busway. Kendaraan ini banyak diminati warga Jakarta. Bahkan beberapa pegawai busway ini adalah wanita. Berikut ini adalah contoh pengalaman dari salah satu pegawai busway:

Senin, 21 April 2008 | 12:33 WIB


DI HARI hari Kartini, Senin (21/4) ini, para wanita awak busway, termasuk supirnya, memang tampil cantik menarik. Mereka mengenakan kebaya lengan panjang lengkap dengan sanggul dan kondenya.

Nyamankah mereka bekerja? Tentu saja kurang nyaman, tetapi ya begitulah. Demi peringatan hari lahir Raden Ajeng Katini, putri Bupati Jepara yang telah dijadikan simbul emansipasi wanita.
Petti, salah satu perempuan supir busway di Koridor I (Blok M-Kota), mengatakan, biasanya dia bertugas dengan mengenakan celana panjang dan jas plus topi. Sekarang, ia harus harus menyanggul rambutnya. "Agak pegel nih jadinya. Ada konde soalnya, ga bisa senderan. Biasanya cuma pakai topi. Tadi disuruh disasak, ah, jangan, saya bilang," ujar Petti sambil menunjuk pundaknya yang menurutnya pegal.


Juli, perempuan supir yang lain juga memiliki keluhan yang sama. Sanggul yang ada di kepalanya membuat kepalanya terasa berat. Sedangkan kebayanya warna pink dari bahan tipis membuatnya kurang nyaman untuk bekerja di bus yang AC-nya dingin. "Iya nih, jadi agak berat. Belum lagi kebayanya begini, dingin jadinya. Ntar masuk angin lagi," ujarnya berseloroh.
Meski begitu, keduanya mengaku menikmati dan senang saja dengan kondisi ini. Petti dan Juli tertawa ketika diminta untuk mengenakan kebaya di hari-hari lain.


Berbeda dengan para perempuan supir yang umumnya memakai konde atau sanggul, para perempuan petugas loket ternyata malah tidak diharuskan berdandan dengan pakaian tradisional yang sudah terlanjur identik dengan peringatan hari Kartini. Mereka memang tetap diminta berkebaya, tetapi tidak bersanggul.
"Kalau yang di loket cuma pakai kebaya aja. Kalau kondean paling cuma tahan 1-2 jam. Di sini kan panas, beda ama yang di bus yang pake AC," ujar Taufiq, laki-laki petugas loket yang ditemui di shelter busway Sawah Besar.



Dary fathurrahman / 7a / smp taruna bakti

Usaha manusia memenuhi kebutuhan hidup

Usaha-Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan

Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu pakaian, makanan dan tempat tinggal. Manusia berusaha mendapatkan semua tsb. dengan cara bekerja. Sebagian besar orang bekerja dengan menggunakan motif ekonomi.

Motif ekonomi adalah:
- Dorongan untuk memperoleh keuntungan.
- Dorongan untuk meningkatkan kemakmuran.
- Dorongan untuk memperoleh penghargaan.
- Dorongan untuk mendapatkan kekuasaan.

Manusia berusaha memenuhi kebutuhan dengan bekerja. Pekerjaan manusia tentu berbeda-beda. Ada yang bekerja sebagai pilot, guru, pedagan, dan lain-lain. Pekerjaan yang dilakukan harus selalu berdasarkan keahlian yang ditekuni, karena jika tidak sesuai, pekerjaan tidak akan berjalan dengan lancar. Hal itu dapat menyebabkan orang yang bekerja tidak mendapatkan gaji atau bisa juga dipecat.

Minggu, 02 Agustus 2009

Macam-Macam Usaha Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup

Macam-Macam Usaha Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup

Mengemis
Di Indonesia maupun di seluruh dunia, banyak orang yang berprofesi sebagai pengemis. Para pengemis biasanya sering mengemis di perempatan jalan, maupun di tempat-tempat umum, seperti sekolah, masjid, pasar, terminal, dan lain sebagainya. Sebenarnya mengemis bukanlah hal yang baik, terutama bagi orang-orang yang masih kuat bekerja, karena para pengemis hanya meminta hasil jerih payah orang lain, tanpa berusaha sedikit pun. Tetapi, menjadi pengemis juga bukanlah hal yang mudah. Para pengemis harus menahan rasa malu mereka saat meminta-minta, dan juga harus siap menerima hinaan dan celaan dari banyak orang. Lalu mereka juga harus menghadapi resiko digusur oleh Satpol PP.

Berdagang Barang
Di mana-mana, semua orang pasti pernah berhubungan dengan pedagang. Bahkan, saat kita membeli makanan di kantin sekolah pun, kita sedang berhubungan dengan pedagang. Entah pedagang tersebut berjualan makanan, minuman, maupun alat-alat tulis. Pakaian yang sehari-hari kita pakai, makanan yang setiap hari kita makan, alat-alat elektronik yang membantu pekerjaan kita, semuanya kita peroleh dari para pedagang. Jadi, bisa kita bayangkan, bahwa pedagang sangat berjasa bagi kita semua. Untuk menjadi pedagang itu susah-suash gampang. Kita harus membeli barang dari orang lain, lalu menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, sehingga kita mendapat untung. Kita harus pintar merayu pembeli, agar barang yang kita jual dibeli dengan harga yang sesuai. Di zaman krisis moneter seperti ini, banyak sekali ibu rumah tangga yang berusaha menghemat uang, salah satunya dengan cara menawar barang, atau dengan mengurangi berbelanja barang yang kurang diperlukan. Jadi para pedagang harus mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk merayu para pembeli.

Berdagang Jasa
Selain barang, banyak orang yang menjual jasa/kemampuam mereka. Seperti : jasa mengantar barang, merias pengantin, mendesain rumah, salon, mengajar, bengkel, reparasi jam, dan lain sebagainya. Menjual jasa membutuhkan modal yang lebih sedikit, dan resikonya tidak terlalu besar. Mendesain rumah, misalnya. Para arsitek hanya menggunakan ide-ide mereka untuk mendesain sebuah rumah, dan itu tidak membutuhkan biaya.Berbeda dengan pedagang yang harus membeli dulu barang yang akan mereka jual, dan menggunakan biaya yang tidak sedikit. Lalu, ide-ide arsitek tersebut tidak akan pernah basi/rusak, maupun membusuk. Berbeda dengan pedagang makanan yang makanannya tidak laku lalu membusuk, dan menimbulkan kerugian. Jadi, menurut pengamatan saya, menjual jasa untungnya lebih besar daripada menjual barang, dan resikonya pun lebih kecil.

Buruh
Selain berwirausaha, banyak orang yang menjadi buruh atau bekerja di perusahaan orang lain. Di sana, orang-orang mendapat honor sesuai dengan jabatannya masing-masing. Jadi, para buruh berpenghasilan tetap, tidak seperti para wiraswastawan yang penghasilannya tidak tetap. Kelemahan menjadi buruh adalah, jika perusahaan tempat kita bekerja bangkrut, kemungkinan besar kita akan di-PHK. Dalam perusahaan, ada jabatan-jabatan tertentu, yang ditentukan dari pengalaman dan juga pendidikan. Dengan jabatan yang tinggi, maka kita juga akan memperoleh gaji yang besar, sesuai dengan kemampuan kita.

Oleh : Adinda Mutiara 7A/1

Tugas Ekop Farizan Muhammad Hashfi

Suwarni, Wanita Tukang Ojek

Secara tidak terduga dia bertemu dengan Suwarni di Dusun Mergosari, Kecamatan Tarik. Di perkebunan tebu, kampung pelosok, jalan mulus, tiba-tiba salah satu sepeda motor bocor bannya. Mana ada tukang tambal ban?

Menuntut motor sambil bercanda, sekitar tiga kilometer, kami bertemu SUWARNI. "Bocor ya? Mau ditambal?" ujar Warni. Tentu saja. Dalam sekejap, dia keluarkan perkakas tambal ban... dan mulai bekerja. Sangat lincah!

"Saya memang tukang tambal ban. Saya sudah menekuni pekerjaan ini sejak 1993. Kerja apa saja, pokoke halal," ujar wanita asli Tarik, Sidoarjo, lahir tahun 1963 ini. Tak sampai 30 menit, pekerjaan Warni rampung.

"Untung ada Ning Warni, kalau tidak kita harus tuntun ke Mojokerto," komentar Agus, loper koran.

Suwarni ternyata bukan hanya jago tambal ban, yang kondang di kawasan Tarik hingga Mojokerto. Ibu tiga anak ini juga sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek. Sehari-hari Warni melintas di jalan-jalan kampung mulai Tarik, Mojokerto, Prambon, Tulangan, Tanggulangin, hingga Sidoarjo. "Tergantung konsumenlah. Kita sih senang saja. Namanya juga cari makan," tuturnya, lembut.

Menjadi tukang ojek, kemudian tambal ban, dilakoninya saat ia berusia 30 tahun. Berbekal kepiawaian mengemudikan motor, Warni mencoba menekuni ojek, dunia laki-laki. (Sampai sekarang Warni merupakan satu-satunya tukang ojek wanita.) Tentu saja, muncul banyak suara sumbang, atau sekadar heran, kok wanita jadi tukang ojek rangkap tambal ban? Bukankah itu pekerjaan laki-laki?

Namun, Warni tenang saja. "Biarkan aja mereka bicara. Saya kan bekerja untuk kebutuhan keluarga. Kalau saya nggak kerja, apa mereka bantu keluarga saya?"
Memang, di awal-awal menekuni ojek plus tambal ban Warni dianggap aneh, nyeleneh, nggak umum. Tapi, lama kelamaan, warga Krian dan sekitarnya terbiasa juga melihat Warni berkiprah di jalan raya. Menurut dia, yang heran melihatnya sebagai tukang ojek dan tambal justru orang-orang 'luar'.

Secara tak langsung, meminjam ungkapan kalangan feminis, Warni diam-diam berhasil melakukan dekonstruksi budaya patriarkhi yang sangat kuat di masyarakat Indonesia. Ning Warni membuktikan bahwa pembagian pekerjaan atas dasar jenis kelamin (wanita urusan domestik, laki-laki urusan publik) sebetulnya tidak relevan di zaman globalisasi ini.

Ada keuntungan tersendiri buat Ning Warni. Sebagai wanita, ia justru lebih disukai kaum hawa yang ingin menggunakan jasa ojek. Wanita membonceng wanita jelas lebih diterima di kawasan pedusunan. Wanita bagaimanapun juga punya kendala psikologis kalau dibonceng ojek pria kendati sudah kenal.

"Lebih sreg kalau dibonceng Ning Warni. Kita kan sama-sama wanita, jadi enak kalau di jalan," ujar seorang Siti Fatimah, wanita berjilbab.

Bagi penganut Islam taat ini, laki-laki membonceng wanita yang bukan 'muhrim' secara teologis tidak bisa diterima. Jika wanita ojek seperti Ning Warni diperbanyak, justru lebih bagus.

Warni mengaku beberapa kali membuat penumpangnya terkecoh. Memakai kaos oblong, celana panjang, helm standar, si penumpang (baru) itu tidak sadar kalau si tukang ojek yang ditumpanginya perempuan. Di tengah jalan, ketika berdialog, si penumpang terkejut karena suara tukang ojek ternyata perempuan.

"Maaf, sampayen ini laki-laki apa perempuan?" tanya si penumpang. Lantas, Warni buka helemnya, memperlihatkan wajah serta rambut panjangnya. Ger-geran pun terjadi. Si ojek ini ternyata wanita tulen, bukan waria, bukan pria.

Swarni mengaku kaget karena keberaniannya menekuni 'profesi laki-laki' ternyata mendapat perhatian orang lain. Tiba-tiba saja ada panitia KARTINI AWARD (Hotel Surabaya Plaza, dulu Hotel Radisson) datang menghubunginya di Dusun Dusun Mergosari, Kecamatan Tarik.

Waktu itu Ning Warni, sapaan akrabnya, tengah menggeluti profesinya, tambal ban.
Sembari menunggu penumpang (ojek). Warni dianggap memenuhi kriteria Kartini Award, sehingga layak mendapat penghargaan. Acara digelar di Surabaya, di tengah-tengah hotel berbintang. "Saya kaget sekali, kok dapat penghargaan. Prestasi saya apa? Beneran apa main-main," kenangnya.

Sang panitia ternyata bisa meyakinkan Warni. Akhirnya, ibu tiga anak itu (SRI IRAWATI, JOKO BASUKI, RIA AGUSTINA) datang ke Surabaya pada Hari Kartin. Benar. Ning Warni, yang sejak 1993 hanya beredar di pelosok Tarik, tiba-tiba menjadi bintang acara. Dielu-elukan, dipuji sebagai wanita yang bisa mewujudkan cita-cita Raden Ajeng Kartini.

"Lumayan, hadiahnya macam-macam. Uang tunai, piagam, serta bingkisan lain," tutur istri Cak Otheng, dedengkot ludruk di kawasan Tarik.

Acara Kartini Award itu diliput banyak wartawan dari berbagai media lokal maupun nasional, termasuk televisi. Maka, wajah Warni pun masuk koran, majalah, tabloid, televisi. Warga Dusun Mergosari pun terkaget-kaget menyaksikan sosok Warni di media massa. Kok bisa tukang ojek dan tambal ban diliput kayak selebriti saja? Warni sendiri hanya tersenyum.

Ia tetap sederhana, melayani konsumen (ojek dan tambal ban) dengan ramah, apa adanya. Tak ada yang berubahpada diri seorang Ning Warni kendati sempat diliput luas media massa. Warni menganggap Kartini Award, liputan media massa, apresiasi warga Surabaya, sebagai dukungan moral baginya untuk terus menekuni profesi 'laki-laki' ini.

Syukur-syukur, makin banyak wanita yang jadi tukang ojek, tambal ban, tentara, polisi, wartawan, seniman... profesi apa pun. Profesi apa pun, katanya, bisa dilakoni kaum perempuan dengan hasil yang tak kalah dengan kerja laki-laki. Dus, tak perlu ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. "Yang penting, kita tekuni pekerjaan kita."

Oh, ya, ada satu lagi profesi yang ditekuni Warni. Ia pemain Ludruk GEMA TRIBRATA, grup seni tradisi yang dibina Polda Jawa Timur. Cak Otheng, suaminya, merupakan pemimpin ludruk yang bermarkas di Dusun Mergosari, Kecamatan Tarik.

"Sampai sekarang saya masih main meskipun akhir-akhir ini tanggapan agak kurang. Ludruk kan main malam, sehingga nggak mengganggu pekerjaan tambal ban dan ojek," ujar Warni seraya tersenyum. [Karena main ludruk itulah, Suwarni lebih dikenal sebagai Ning Warni. Semua pemain ludruk memang menggunakan sapaan akrab 'Cak' untuk pria dan 'Ning' untuk wanita.]

Ketika Gema Tribrata sepi tanggapan, Ning Warni dan Cak Otheng tak kehabisan akal. Mereka membentuk grup campursari daam jumlah kecil. Ini penting untuk menyiasati pasar yang sulit menanggap grup besar seperti Gema Tribrata yang 50-60 orang. "Saya dipasang sebagai pelawak. Main campursari, mengisi wayang kulit, juga bisa," tuturnya, bangga.

Menurut Ning Warni, wanita yang menekuni beberapa pekerjaan bernuansa laki-laki (kecuali ludruk dan campursari) butuh niat, kemauan, sangat keras. Sebab, ia pertama-tama akan menghadapi tantangan dari lingkungan terdekat, keluarga, tetangga, masyarakat. Harus berani menghadapi realitas sosial itu, tidak terpengaruh oleh suara-suara miring hingga cemoohan. Kalau sudah terbiasa, maka suara-suara sumbang itu akan hilang dengan sendirinya.

Hanya 'wanita perkasa' seperti Ning Warni yang bisa begitu.

usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

oleh : Siti Nadhila Zatudina
kelass : 7a

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar perkataan ekonomi. Istilah ekonomi mula-mula berasal dari perkataan Yunani. Oikos berarti rumah tangga, dan nomos berarti aturan. jadi dapat didefinisikan bahwa ekonomi adalah peraturan rumah tangga. Perubahan kata ekonomis menjadi ekonomi mengandung arti aturan yang berlaku untuk memnuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.

seluruh manusia pasti melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. untuk memenuhi kebutuhan mereka itu, mereka harus bekerja. salah satu pekerjaan yang akan saya bahas adalah bekerja sebagai pemulung.

pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu untuk proses daur ulang. Pekerjaan pemulung dianggap memiliki konotasi negatif. menurut pendapat saya, orang yang bekerja menjadi pemulung adalah seseorang yang pekerja keras. mereka rela bekerja di tempat kumuh yang bau hanya untuk mendapatkan uang yang tidak seberapa.

Cobalah tengok sejenak perjuangan seorang pemulung yang tak kenal lelah mengumpulkan puing-puing rupiah dari tong-tong sampah dan tempat-tempat kumuh. Mereka bergerak ketika matahari terbit hingga tenggelam. Melalui barang-barang bekas yang memberat di punggung, para pemulung kembali ke markas. Lantas, mereka memilah-milah dan mengumpulkan serpihan-serpihan sampah sesuai dengan jenisnya, untuk selanjutnya dijual kepada para penadah.

Untuk mendapatkan rupiah, seorang pemulung mesti melewati beberapa fase perjuangan yang tidak ringan. Mereka mesti menghadapi stigma yang sudah lama ditimpakan oleh para petugas Tibum. Mereka telah dicitrakan sebagai sampah yang mesti disingkirkan. Berkali-kali, mereka harus berhadapan dengan barikade petugas Tibum yang telah diindoktrinasi lewat dogma-dogma ketertiban umum yang menyesatkan. Penggarukan, penggusuran, atau pemaksaan kehendak, sudah merupakan hal yang biasa mereka lakukan kepada orang-orang yang dianggap menyandang masalah sosial. Dengan beban keranjang dan senjata ”pulung” di tangan, para pemulung sering diangkut dengan cara paksa di atas mobil bak terbuka, seperti layaknya kerumunan babi yang barusan jadi korban jagal. Di markas petugas, mereka tak jarang ”diteror” dengan cara-cara fasis. Hujatan, sumpah serapah, dan sikap-sikap tak ramah lainnya seringkali dipertontonkan oleh bapak-bapak petugas yang tengah mempraktikkan kekonyolan-kekonyolan. Marah-marah tanpa memiliki kesanggupan untuk mencarikan solusi mata pencaharian yang lebih baik.

pmlTak hanya itu. Para pemulung juga harus menghadapi konstruksi sosial dan kultur masyarakat yang telah dihinggapi doktrin-doktrin materialisme dan hedonisme. Para pemulung sering dicitrakan sebagai “orang jahat” alias maling yang pantas dicurigai. Di jalan-jalan dan gang masuk kampung, misalnya, seringkali terpampang tulisan dengan huruf yang sangat mencolok: “PEMULUNG DILARANG MASUK!” dan sejenisnya. Dalam pemahaman awam saya, tulisan semacam itu tak lebih dari sebuah “pembiadaban” berdasarkan cara pandang pemikiran yang sempit dan nihil dari sentuhan nilai kemanusiaan. Mungkin ada beberapa pemulung yang “tersesat” sehingga punya keinginan untuk memiliki sesuatu yang tiba-tiba saja menggoda nafsu dan selera rendahnya. Namun, hal-hal yang bersifat kausistik semacam itu tak bisa dijadikan sebagai sebuah premis bahwa pemulung identik dengan maling.

Jadi pemulung bukanlah harapan dan cita-cita. Tak seorang pun yang menginginkan predikat semacam itu melekat pada dirinya. Namun, situasi kemiskinan struktural yang sudah demikian menggurita di negeri ini, disadari atau tidak, telah melahirkan terciptanya pemulung sebagai mata pencaharian baru. Jangan salahkan mereka jika kehadirannya terpaksa mengganggu kenyamanan pandangan mata para pemuja gaya hidup materialistis dan hedonis.

Para pemulung bisa jadi tak paham apa makna pahlawan yang sesungguhnya. Namun, secara riil, mereka telah mengaplikasikan nilai-nilai kepahlawanan sejati ke dalam setiap aliran darah, desahan napas, dan kucuran keringatnya. Mereka rela berkorban untuk direndahkan martabatnya tanpa punya pamrih untuk menggugatnya. Mereka rela diberi stigma sebagai maling tanpa punya pamrih untuk melakukan pemberontakan. Mereka juga merelakan dirinya dipanggang terik matahari demi memenuhi tuntutan perut sanak keluarganya. Sungguh kontras dengan perilaku koruptor yang sudah jelas-jelas terbukti mengemplang harta rakyat, tetapi masih menempuh berbagai cara untuk bisa lolos dari jeratan hukum.


Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan

Nama : Regina Puspa Utami Satyana
Kelas : 7A

Setiap manusia memiliki kebutuhan. Kebutuhan manusia yang satu dan lainnya berbeda. Demikian pula dengan cara pemenuhan kebutuhan tersebut. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal, manusia merupakan makhluk sosial yang bermoral. Di samping itu, dengan akal yang diberikan Tuhan, manusia juga adalah makhluk ekonomi yang bermoral. Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha menuhi kebutuhannya dengan bijaksana. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi. Tahukah kamu apa saja kebutuhan manusia itu? Apa pula yang dimaksud dengan manusia merupakan makhluk sosial yang bermoral? Apa pula yang dimaksud dengan tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi? Pada bab ini, kamu akan mempelajari tentang bagaimana usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pelajaran ini juga terkait dengan pelajaran di sekolah dasar. Ingatlah kembali pelajaran mengenai jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia serta sumber daya alam yang telah kamu pelajari di sekolah dasar. Diharapkan setelah mempelajari materi ini, kamu akan mampu (1) mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan, dan (2) mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Mempelajari materi ini akan membantu kamu dalam memahami perilaku manusia dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kamu akan mampu mempersiapkan diri untuk menerapkannya dalam usaha memenuhi kebutuhanmu sehari-hari.


A. Manusia: Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral
Setiap manusia pasti mempunyai keinginan. Keinginan manusia itu tidak terbatas. Satu keinginan dipenuhi, muncul keinginan berikutnya. Demikian seterusnya. Apakah semua keinginan manusia itu dapat dipenuhi? Tidak selalu. Kita harus memilih mana keinginan kita yang betul-betul diperlukan. Itulah yang dimaksudkan dengan kebutuhan. Jadi, kebutuhan ialah sesuatu yang harus dimiliki agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan manusia antara lain makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan kebutuhan akan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia berhubungan dengan orang lain dan memerhatikan keterbatasan sumber daya. Artinya, manusia bertindak sebagai makhluk sosial dan juga makhluk ekonomi. Abraham Maslow, seorang pakar aliran Humanisme, membagi kebutuhan manusia menjadi 5 bagian yang menurutnya merupakan suatu hierarki dari yang paling rendah (kebutuhan fisiologis dasar) sampai ke paling tinggi (kebutuhan aktualisasi diri).

1. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Apa itu makhluk sosial?
Adakah orang yang dapat hidup sendiri? Jika ada orang yang dapat hidup sendiri, dia akan mati dalam kesendiriannya. Manusia tidak dapat tidak pasti membutuhkan orang lain. Seumur hidupnya manusia pasti membutuhkan orang lain. Ketika dilahirkan, manusia sangat bergantung pada ibunya. Dalam hidup sehari-hari, dia berhubungan dengan orang lain. Ketika meninggal pun, dia membutuhkan orang lain untuk menguburkannya. Dilihat dari siklus hidupnya yang selalu berhubungan dengan dan membutuhkan orang lain, manusia dikategorikan sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial (homo socialis). Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan berbagai kegiatan, berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan hidupnya dan berkembang. Mungkin saja ada orang yang dapat mencari makanannya sendiri, membuat pakaiannya sendiri, bahkan membuat rumahnya sendiri. Namun, bukan berarti dia tidak membutuhkan orang lain. Bayangkanlah apabila kita tidak melakukan kegiatan apa pun dan tidak berinteraksi dengan siapa pun!Setiap manusia pasti mempunyai keinginan. Keinginan manusia itu tidak terbatas. Satu keinginan dipenuhi, muncul keinginan berikutnya. Demikian seterusnya. Apakah semua keinginan manusia itu dapat dipenuhi? Tidak selalu. Kita harus memilih mana keinginan kita yang betul-betul diperlukan. Itulah yang dimaksudkan dengan kebutuhan. Jadi, kebutuhan ialah sesuatu yang harus dimiliki agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan manusia antara lain makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan kebutuhan akan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia berhubungan dengan orang lain dan memerhatikan keterbatasan sumber daya. Artinya, manusia bertindak sebagai makhluk sosial dan juga makhluk ekonomi. Abraham Maslow, seorang pakar aliran Humanisme, membagi kebutuhan manusia menjadi 5 bagian yang menurutnya merupakan suatu hierarki dari yang paling rendah (kebutuhan fisiologis dasar) sampai ke paling tinggi (kebutuhan aktualisasi diri).

1. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Apa itu makhluk sosial?
Adakah orang yang dapat hidup sendiri? Jika ada orang yang dapat hidup sendiri, dia akan mati dalam kesendiriannya. Manusia tidak dapat tidak pasti membutuhkan orang lain. Seumur hidupnya manusia pasti membutuhkan orang lain. Ketika dilahirkan, manusia sangat bergantung pada ibunya. Dalam hidup sehari-hari, dia berhubungan dengan orang lain. Ketika meninggal pun, dia membutuhkan orang lain untuk menguburkannya. Dilihat dari siklus hidupnya yang selalu berhubungan dengan dan membutuhkan orang lain, manusia dikategorikan sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial (homo socialis). Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan berbagai kegiatan, berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan hidupnya dan berkembang. Mungkin saja ada orang yang dapat mencari makanannya sendiri, membuat pakaiannya sendiri, bahkan membuat rumahnya sendiri. Namun, bukan berarti dia tidak membutuhkan orang lain. Bayangkanlah apabila kita tidak melakukan kegiatan apa pun dan tidak berinteraksi dengan siapa punSebagai makhluk sosial, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan sosialnya. Kehidupan sosial manusia cukup beragam, misalnya kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, kebutuhan keamanan, kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan. Sebagai makhuluk sosial, manusia pun berusaha memenuhi kebutuhan sosialnya. Kebutuhan sosial tersebut antara lain mengadakan kegiatan bersama. Kegiatan bersama ini bertujuan untuk membangun komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan. Ingatkah kamu bahwa tanpa komunikasi, tidak akan terjadi interaksi sosial? Salah satu contoh kegiatan bersama ialah gotong royong membersihkan lingkungan. Dalam kegiatan bergotong royang yang diadakan secara rutin, misalnya satu bulan sekali, warga dapat bertemu dengan warga lainnya, membicarakan keamanan lingkungan, kesempatan kerja bagi anggota warganya yang belum memiliki pekerjaan, dsb. Manusia hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, manusia harus memerhatikan nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.Nilai dan norma inilah yang menjaga keteraturan hubungan dalam masyarakat. Untuk itu, manusia memerlukan lembaga yang mengatur kegiatan-kegiatan sosial manusia, misalnya kantor urusan agama tempat melangsungkan pernikahan juga undang-undang perkawinan.

Kebutuhan sosial lainnya ialah pendidikan. Pendidikan akan membuka wawasan seseorang. Proses pendidikan turut membantu membentuk kepribadian. Dengan demikian, proses pendidikan juga membantu dalam meningkatkan moral seseorang. Sebagai makhluk sosial yang bermoral, manusia harus berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Misalnya, para pendidik akan mengajarkan bahwa dengan menjalankan ajaran agama dengan benar, kita akan terhindar dari penyakit sosial yang ada di masyarakat.

2. Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

Setiap kebutuhan menuntut pemenuhan. Ketika haus, kita minum. Ketika lapar, kita makan. Kita akan berusaha memenuhi semua kebutuhan kita. Namun, dalam memenuhi kebutuhan itu, kita harus memerhatikan kemampuan kita. Misalnya, jika lapar dan uang kita pas-pasan, kita harus dapat mengaturnya sehingga mendapat makanan yang bergizi. Di sisi lain, jika kita punya banyak uang, belum tentu apa yang kita butuhkan tersedia di pasaran. Misalnya, jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Sebagian besar menggunakan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga. Ingat bahwa minyak tanah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, pada suatu saat, minyak tanah akan habis. Walaupun kita punya uang untuk membeli, tapi di pasaran tidak ada minyak tanah. Kebutuhan kita akan minyak tanah tidak terpenuhi. Kita harus mencari alternatif bahan bakar lainnya. Oleh sebab itu, kita harus bijaksana dalam memenuhi kebutuhan Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan manusia dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhannya harus sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan inilah yang menunjukkan kedudukan manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha memilih dan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memerhatikan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain, menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta memerhatikan kelestarian lingkungan.


Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Nama : Sri Tisa Nadhira
Kelas : 7A


Manusia selalu membutuhkan dan bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, manusia disebut mahluk sosial (homosocius).
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara melakukan kegiatan ekonomi (menghasilkan barang atau jasa). Oleh karena itu manusia disebut mahluk ekonomi (homoeconomicus). Sebagai homosocius dan homoeconomicus, manusia ada yang bermoral dan ada yang tidak bermoral.

Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya terdiri dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya terdiri dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan menurut sumber yang merasakan atau menurut sifatnya terdiri dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan menurut cara pemenuhannya atau subjeknya terdiri dari kebutuhan individual dan kebutuhan kolektif/sosial.

Manusia memerlukan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhannya, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM). Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui disebut SDA unrenewable. Sementara sumber daya alam yang dapat diperbarui disebut SDA renewable.

Tindakan ekonomi yang dilakukan manusia umumnya didorong oleh keinginan dan kebutuhan yang dirasakannya. Dorongan ini disebut dengan motif yang bisa bersifat ekonomi dan nonekonomi. Manusia yang menerapkan prinsip ekonomi akan selalu melakukan kegiatan/ekonominya secara rasional (masuk akal).

Dengan selalu mempertimbangkan secara rasional antara pengorbanan dan hasil yang dicapai, berarti manusia telah berpedoman pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu

DETAIL

Homosocius: manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Homoeconomicus: manusia selalu memiliki kebutuhan dan akan berusaha memenuhinya (dengan melakukan kegiatan ekonomi) untuk mencapai kepuasan dan kesejahteraan.

Keinginan (wants): berkaitan dengan situasi orang yang memerlukan pemuasan.
Kebutuhan (needs) : berkaitan dengan keberadaan alat pemuas (barang dan jasa). Keinginan dapat dipuaskan apabila kebutuhan akan alat pemuas yang diperlukan terpenuhi.
Contoh: Seorang siswa ingin membaca komik (keinginannya adalah membaca buku komik) maka ia butuh buku komik (kebutuhannya adalah buku komik). Keinginan membaca buku komik akan terpenuhi atau terpuaskan apabila kebutuhan akan buku komik telah terpenuhi.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha mempertahankan hidup yang layak, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan primer/pokok. Contoh: bagi siswa sekolah, kebutuhan primernya adalah pakaian seragam, buku, alat tulis dan jasa guru. Jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia akan hidup layak sebagai siswa. Sebaliknya, jika kebutuhannnya tidak terpenuhi, maka kehidupannya sebagai siswa sekolah menjadi tidak layak.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder bagi siswa sekolah misalnya; televisi, majalah, jaket dan jajan.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau meningkatkan harga diri atau gengsi, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan tersier. Contoh bagi siswa sekolah misalnya; handphone blackberry, laptop, dan lain-lain.

Jika ada keinginan yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekarang. Contoh orang yang sakit butuh obat. Sebaliknya jika pemenuhannya dapat ditunda maka termasuk kebutuhan yang akan datang.

Kebutuhan jasmani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan jasmani (makanan, pakaian, dll). Kebutuhan rohani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan rohani (hiburan, tempat ibadah, sumber pengetahuan, dll)

Apabila kebutuhan alat pemuas dapat dipenuhi secara pribadi/individual, maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan individual, contoh; sikat gigi, motor, dll. Apabila kebutuhan alat pemuas harus dipenuhi secara bersama-sama (kolektif/sosial), maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan kolektif/sosial, contoh; jalan raya, rumah sakit, dll.

SDA bebas: SDA yang jumlahnya tak terbatas (lebih banyak) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (oksigen, angin, sinar matahari, air di daerah tertentu, dll).
SDA ekonomi: SDA yang jumlahnya terbatas (lebih sedikit) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (ikan laut, kayu hutan, air di daerah tandus, dll).

Kegiatan/tindakan ekonomi: Kegiatan menghasilkan barang/jasa.
Motif (ekonomi/nonekonomi): keinginan yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi. Contoh: Pak Adi membuka usaha industri tas dan sepatu. Motif ekonomi Pak Adi ingin mendapat keuntungan guna meningkatkan kemakmuran.

Motif nonekonomi Pak Adi ingin menciptakan lapangan kerja dan mendidik anak-anaknya agar mampu berwirausaha mandiri. Biasanya motif nonekonomi bertujuan nonkemakmuran, misalnya ingin mendapat kasih sayang, keamanan, ketentraman, penghargaan, kedudukan, keinginan untuk mendidik, membahagiakan atau membantu orang lain

Apabila keinginan untuk memperoleh barang atau jasa berasal dari kesadaran diri sendiri maka disebut motif intrinsik, jika dorongan berasal dari orang/pihak lain maka disebut motif ekstrinsik.

Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Contoh, dengan modal Rp20.000,00 umumnya mampu dihasilkan 8 donat, namun kita bisa hemat, cermat dan tepat sehingga menghasilkan 10 donat.
Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu. Contoh, telah diterima uang pesanan Rp20.000,00 untuk 8 donat, dengan bekerja secara hemat, cermat dan tepat membuat dana yang digunakan cukup Rp18.000,00 untuk 8 donat dengan kualitas donat sesuai pesanan.

Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan Hidup sebagai Guru

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa, Tanpa tanda jasa.POTONGAN lagu himne guru di atas menunjukkan betapa pentingnya keberadaan seorang guru bagi kehidupan seorang manusia dalam mengenal dunia. Tanpa guru, tidak akan muncul generasi pintar yang akan membangun bumi ini. Semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau hanya di dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargaan yang lebih dibanding kepada profesi lain.

Akibatnya, profesi guru yang dulu merupakan profesi yang paling bergengsi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada zaman leluhur kita, kini menjadi profesi yang kurang diminati dan dihargai dibanding dengan profesi lainnya. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya menjadi seorang dokter, insinyur, tentara, polisi, atau profesi lainnya dibanding menjadi seorang guru. Tuntutan profesionalisme guru terus didengungkan oleh berbagai kalangan di masyarakat kita, termasuk kalangan guru sendiri melalui berbagai organisasi guru yang ada, di samping tuntutan perbaikan taraf hidup guru. Mereka berharap, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, diperlukan seorang guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah. Hal ini jelas menunjukkan masih adanya perhatian masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional. Masih rendahnya tingkat profesionalisme guru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari internal guru itu sendiri dan faktor lainnya yang berasal dari luar. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Penghasilan yang diperoleh guru belum mampu memenuhi kebutuhan hidup harian keluarga secara mencukupi. Oleh karena itu, upaya untuk menambah pengetahuan dan informasi menjadi terhambat karena dana untuk untuk membeli buku, berlangganan koran, internet tidak tersedia. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan dapur harus juga melakukan kerja sampingan lainnya.

Kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya meningkatkan tingkat profesionalisme sebab bertambah atau tidaknya pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan tugas rutin tidak berpengaruh terhadap pendapatan yang diperolehnya. Kalaupun ada, hal itu tidak seimbang dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan.
Meledaknya jumlah lulusan sekolah guru dari tahun ke tahun.

Hal itu merupakan akibat dari mudahnya pemerintah memberikan izin pendirian LPTK (Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan). Mereka yang tidak tertampung oleh pasar kerja kemudian mencoba menjadi guru, sehingga profesi ini menjadi pekerjaan yang "murah".Ironis memang, guru yang telah banyak menghasilkan para pemimpin, politisi dan ilmuwan serta serta berbagai profesi lainnya kini dianggap sebagai profesi "murah" dan menjadi kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Hal ini bukanlah harus dilawan oleh guru secara fisik atau perang kata-kata agar yang lain mau mengakui dan menerima guru sebagai tenaga yang profesional yang berjasa bagi pembangunan negeri ini. Upaya dengan cara berkoar-koar tidak akan mampu mengubah image yang telah melekat, namun justru malah semakin membuat posisi guru semakin terpojok. Yang harus dilakukan, guru justru harus memperlihatkan sikap profesional sebagai seorang pendidik, bukan hanya sebagai pengajar. Hanya melalui karya nyata dan sikap keseharian yang diperlihatkan oleh seorang guru lah yang mampu mengangkat harkat dan martabatnya serta diakuinya keprofesionalannya oleh masyarakat. Pemenuhan kebutuhanPemenuhan kebutuhan hidup merupakan suatu yang harus diupayakan oleh setiap individu. Bagi seorang guru, kebutuhan hidupnya bukan hanya sandang, pangan, dan papan, melainkan juga kebutuhan untuk menambah wawasan dan pengetahuan agar dia mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adat istiadat yang terus berkembang di tengah masyarakat. Bagi kebanyakan guru, pemenuhan semua kebutuhan hidup, termasuk kebutuhan dalam upaya meningkatkan profesionalisme masih menjadi suatu impian karena pendapatan mereka sebagai seorang guru belum mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Jangankan berpikir berlangganan koran, majalah atau internet dan menyediakan anggaran khusus untuk membeli buku secara rutin setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup rutin keluarganya yang paling mendasar pun masih kesulitan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kekurangan tersebut mereka berupaya sekuat tenaga untuk mencukupi dengan melakukan kerja sampingan secara serabutan.Mengajar di banyak sekolah serta kerja sampingan yang bersifat fisik telah menjadi pilihan kebanyakan guru untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.

Hal ini jelas berakibat pada kurangnya waktu untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta perhatian kepada anak didik. Akibat dari kesibukan mereka untuk mencari tambahan penghasilan tersebut, seorang guru berubah fungsi dari seorang pendidik menjadi pengajar. Mereka hanya mengajarkan ilmu kepada anak didiknya, dengan kemampuan yang pas-pasan karena apa yang disampaikannya hanya mengacu pada buku teks. Dengan demikian, tidak heran jika wawasan dan pengetahuan seorang guru berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat tertinggal dibanding anak didik. Akibatnya, lembanga sekolah dan khususnya guru hanya dianggap sebagai pemberi angka nilai rapor dan tidak lebih dari itu. Murid lebih percaya kepada lembaga bimbingan belajar dan informasi yang diperoleh dari berbagai media informasi. Penilaian atas rendahnya tingkat profesionalisme guru juga disebabkan oleh rendahnya minat guru terhadap dunia tulis-menulis. Mereka cenderung menyampaikan ide dan gagasan hanya melalui pembicaraan, bukan melalui tulisan ilmiah.

Padahal, penyampaian ide dan gagasan melalui tulisan akan terus memacu guru untuk membaca dan mencari sesuatu yang baru. Bahkan jika beruntung, tulisan kita dimuat di salah satu terbitan jelas akan mendatangkan pundi-pundi yang dapat menutupi kekurangan biaya hidup. Rendahnya minat guru untuk menekuni dunia tulis-menulis banyak disebabkan oleh keengganan mereka untuk mencoba menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Dengan alasan kesulitan untuk memulai, takut tidak dimuat, takut ditertawakan dan hanya menghabiskan waktu. Padahal, pengetahuan dan wawasan yang dimiliki guru dari hasil studi panjang di pergurtuan tinggi, berbagai pelatihan dan pendidikan profesi serta hasil membaca dari berbagai media cetak dan buku-buku ilmiah dapat dijadikan dasar untuk memulai menulis dan meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan profesi pendidikan. Pergeseran budaya dalam pendidikan, dari budaya mendengar dan mendongeng menjadi budaya membaca, menulis, dan diskusi perlu dilakukan. Melalui budaya membaca, menulis dan diskusi akan tumbuh kehidupan ilmiah dalam masyarakat kita. Jika budaya ini telah tumbuh pada diri setiap guru di Indonesia, insya Allah para guru di Indonesia dengan sendirinya akan diakui oleh masyarakat sebagai guru yang profesional karena mampu memperlihatkan kemampuannya kepada masyarakat secara nyata bukan hanya retortika. M.ALIF.HADIEN

cara manusia memenuhi kebutuhan hidup

Nama: Rissa Zharfany
Kelas: 7A

Cara manusia memenuhi kebutuhan hidup
Manusia membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jenis-jenis profesi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup:


1. Pekerjaan menghasilkan barang:
A. Contohnya bidang pekerjaan yang menghasilkan barang; orang bekerja di pabrik mobil, bekerja di pabrik TV, bekerja di pabrik makanan.Contoh-contoh yang disebutkan, baru sebagian kecil jenis bidang pekerjaan yang dapat diamati. Selain itu masih banyak sekali jenis bidang pekerjaan yangBidang pekerjaan yang ada di lingkungan kita, dapat dikelompokan menjadi dua jenis; yaitu (1) bidang pekerjaan yang menghasilan produk barang, dan (2) bidang pekerjaan yang menghasilkan produk jasa. Bidang pekerjaan dapat dibedakan menjadi bidang formal dan informal. Bidang pekerjaan yang membutuhkan syarat pendidikan formal tertentu dan bekerja pada lembaga yang resmi seperti bank, kantor pemerintahan dan yang lainya disebut pekerjaan bidang formal. Sebaliknya pekerjaan yang tidak memerlukan persyaratan pendidikan formal serta tidak dinaungi lembaga yang resmi disebut bidang pekerjaan informasi.
2. Pekerjaan menghasilkan jasa:
A. Anda pasti tahu bahwa pada sektor perhubungan banyak diperlukan tenaga kerja pengemudi kendaraan antara lain disebut SOPIR, MASINIS, PILOT, NAKHODA, dan lain- lain. Bidang pekerjaan tersebut berperan penting bagi kelancaran angkutan baik barang, hewan maupun manusia. Apakah meraka itu tergolong tenaga formal atau informal, sebenarnya bergantung pada kondisi dimana mereka bekerja. Walaupun tugasnya sama yaitu sebagai pengemudi, Pilot termasuk pekerja formal sedangkan sopir angkot adalah pekerjaan infornmal. Mereka mempunyai kecakapan (skill) yang berbeda satu dengan yang lainnya, persyaratan menjadi pilot lebih sulit dan memerlukan pendidikan khusus, maka tidaklah heran bila pendapatan yang mereka terima berbeda.
B. Guru atau Dosen dapat disebut sebagai pekerja profesi karena bidang pekerjaannya di sektor pendidikan.Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, guru dan dosen harus memenuhi persyaratan khusus, misalnya harus mempunyai akta mengajar dan lulus perguruan tinggi. Akan tetapi ada pula orang yang bekerja di bidang pendidikan tetapi pekerjaannya bukan sebagai pendidik melainkan sebagai tata usaha atau bagian administrasi. Walaupun lulusan perguruan tinggi tetapi tidak memiliki akta mengajar maka orang tersebut tidak berhak mengajar layaknya guru atau dosen.Atau dengan kata lain, pekerjaan sebagai guru atau dosen harus mempunyai persyaratan kewe-nangan sehingga tidak dibenarkan untuk menjadi guru apabila belum memiliki kualifikasi sebagai guru.
C. Hakim dan Jaksa juga merupakan pekerjaan profesi bidang hukum. Untuk pelaksanaan tugasnya keduanya harus memiliki kewenangan. Sidang pengadilan dilaksanakan oleh orang yang telah diberi kewenangan sebagai hakim atau jaksa. Akan tetapi di lingkungan ini ada pula yang tugasnya di bagian administrasi sehingga orang tersebut sering disebut sebagai karyawan kehakiman atau kejaksaan yang tidak berhak untuk melaksanakan sidang perkara.



D. Dokter, Seseorang yang belajar di Fakultas kedokteran, setelah lulus tidak dapat langsung praktik pengobatan tetapi terlebih dahulu harus mengikuti praktik di rumah sakit selama waktu yang ditetapkan (biasa disebut co- as). Selanjutnya mengikuti ujian profesi dokter dan setelah lulus mendapat sertifikat/ijasah dan baru ditempatkan atau diizinkan untuk memberikan pelayanan jasa kesehatan kepada orang yang membutuhkan.

Usaha-usaha Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan

Nama :Arya Muhammad Akbar
Kelas/No :7A/8
Manusia memiliki 2 kebutuhan. Ada kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang wajib dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia, yaitu sandang, pangan, papan. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang tidak wajib dipenuhi, contohnya komputer, iPhone, dan televisi. Untuk memenuhinya kita butuh uang. Untuk mendapat uang, kita harus berusaha. Banyak pekerjaan yang unik. Contoh usaha-usahanya yang unik adalah sebagai berikut:
  1. Pemain bola. Bermain bola adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, pemain bola bermain di lapangan melawan tim lain. Semakin banyak gol yang dibuat pemain tersebut akan semakin populer. Semakin populer pemain tersebut, semakin banyak uang yang dia dapat untuk memenuhi kebutuhan.
  2. Pilot. Pilot memenuhi kebutuhan hidup dengan cara mengendarai pesawat. Mengendarai pilot jauh lebih susah dan menegangkan daripada mengendarai mobil atau motor. Hal itu dikarenakan tombol di pesawat jauh lebih banyak dan menegangkan karena kta membawa banyak manusia dalam pesawat. Karena sangat sulit, pilot dibantu oleh asistennya (co-pilot)
  3. Penyiar radio. Penyiar radio termasuk pekerjaan yang unik. Mereka siaran di satu tempat (studio), tetapi dapat didengarkan oleh semua orang. Walaupun tidak dapat dilihat oleh pendengar, tetapi dari radio, pun dapat memutar lagu, kuis, membicarakan obrolan yang masih hangat, dll. Penyiar radio pun harus pede dengan perkataannya dan jika siaran radionya khusus untuk remaja biasanya diikuti dengan canda tawa
  4. Astronot. Astronot adalah orang yang pergi ke luar bumi seperti ke bulan yang dilakukan oleh Neil Armstrong (orang/astronot pertama yang mendarat di bulan). Untuk dapat pergi ke bulan astronot harus memiliki roket. Untuk menjadi astronot kita harus mengikuti latihan yang sangat berat.

Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan Hidupnya

Nama: M.Nadhif Arsyad

Kelas : 7A


USAHA MANUSIA MEMENUHI KEBUTUHANNYA

Setiap manusia memiliki kebutuhan. Kebutuhan manusia yang satu dan lainnya berbeda. Demikian pula dengan cara pemenuhan kebutuhan tersebut. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal, manusia merupakan makhluk sosial yang bermoral. Di samping itu, dengan akal yang diberikan Tuhan, manusia juga adalah makhluk ekonomi yang bermoral. Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha menuhi kebutuhannya dengan bijaksana. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi. Tahukah kamu apa saja kebutuhan manusia itu? Apa pula yang dimaksud dengan manusia merupakan makhluk sosial yang bermoral? Apa pula yang dimaksud dengan tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi? Pada bab ini, kamu akan mempelajari tentang bagaimana usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pelajaran ini juga terkait dengan pelajaran di sekolah dasar. Ingatlah kembali pelajaran mengenai jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia serta sumber daya alam yang telah kamu pelajari di sekolah dasar. Diharapkan setelah mempelajari materi ini, kamu akan mampu (1) mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan, dan (2) mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Mempelajari materi ini akan membantu kamu dalam memahami perilaku manusia dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kamu akan mampu mempersiapkan diri untuk menerapkannya dalam usaha memenuhi kebutuhanmu sehari-hari.

DETAIL


Homosocius: manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Homoeconomicus: manusia selalu memiliki kebutuhan dan akan berusaha memenuhinya (dengan melakukan kegiatan ekonomi) untuk mencapai kepuasan dan kesejahteraan.

Keinginan (wants): berkaitan dengan situasi orang yang memerlukan pemuasan.
Kebutuhan (needs) : berkaitan dengan keberadaan alat pemuas (barang dan jasa). Keinginan dapat dipuaskan apabila kebutuhan akan alat pemuas yang diperlukan terpenuhi.
Contoh: Seorang siswa ingin membaca komik (keinginannya adalah membaca buku komik) maka ia butuh buku komik (kebutuhannya adalah buku komik). Keinginan membaca buku komik akan terpenuhi atau terpuaskan apabila kebutuhan akan buku komik telah terpenuhi.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha mempertahankan hidup yang layak, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan primer/pokok. Contoh: bagi siswa sekolah, kebutuhan primernya adalah pakaian seragam, buku, alat tulis dan jasa guru. Jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia akan hidup layak sebagai siswa. Sebaliknya, jika kebutuhannnya tidak terpenuhi, maka kehidupannya sebagai siswa sekolah menjadi tidak layak.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder bagi siswa sekolah misalnya; televisi, majalah, jaket dan jajan.

Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau meningkatkan harga diri atau gengsi, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan tersier. Contoh bagi siswa sekolah misalnya; handphone blackberry, laptop, dan lain-lain.

Jika ada keinginan yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekarang. Contoh orang yang sakit butuh obat. Sebaliknya jika pemenuhannya dapat ditunda maka termasuk kebutuhan yang akan datang.

Kebutuhan jasmani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan jasmani (makanan, pakaian, dll). Kebutuhan rohani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan rohani (hiburan, tempat ibadah, sumber pengetahuan, dll)

Apabila kebutuhan alat pemuas dapat dipenuhi secara pribadi/individual, maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan individual, contoh; sikat gigi, motor, dll. Apabila kebutuhan alat pemuas harus dipenuhi secara bersama-sama (kolektif/sosial), maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan kolektif/sosial, contoh; jalan raya, rumah sakit, dll.

SDA bebas: SDA yang jumlahnya tak terbatas (lebih banyak) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (oksigen, angin, sinar matahari, air di daerah tertentu, dll).
SDA ekonomi: SDA yang jumlahnya terbatas (lebih sedikit) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (ikan laut, kayu hutan, air di daerah tandus, dll).

Kegiatan/tindakan ekonomi: Kegiatan menghasilkan barang/jasa.
Motif (ekonomi/nonekonomi): keinginan yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi. Contoh: Pak Adi membuka usaha industri tas dan sepatu. Motif ekonomi Pak Adi ingin mendapat keuntungan guna meningkatkan kemakmuran.

Motif nonekonomi Pak Adi ingin menciptakan lapangan kerja dan mendidik anak-anaknya agar mampu berwirausaha mandiri. Biasanya motif nonekonomi bertujuan nonkemakmuran, misalnya ingin mendapat kasih sayang, keamanan, ketentraman, penghargaan, kedudukan, keinginan untuk mendidik, membahagiakan atau membantu orang lain

Apabila keinginan untuk memperoleh barang atau jasa berasal dari kesadaran diri sendiri maka disebut motif intrinsik, jika dorongan berasal dari orang/pihak lain maka disebut motif ekstrinsik.

Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Contoh, dengan modal Rp20.000,00 umumnya mampu dihasilkan 8 donat, namun kita bisa hemat, cermat dan tepat sehingga menghasilkan 10 donat.
Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu. Contoh, telah diterima uang pesanan Rp20.000,00 untuk 8 donat, dengan bekerja secara hemat, cermat dan tepat membuat dana yang digunakan cukup Rp18.000,00 untuk 8 donat dengan kualitas donat sesuai pesanan.

Kebutuhan dan Sumber Daya


1. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
a. Mendeskripsikan arti kelangkaan dan faktor-faktor penyebab terjadinya kelangkaan
Kelangkaan : Suatu keadaan ketika kita tidak mampu mendapatkan semua barang dan jasa yang kita butuhkan.
faktor-faktor penyebab terjadinya kelangkaan :
 Kebutuhan manusia tidak terbatas
 Sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa terbatas
b. Mengidentifikasi usaha-usaha manusia dalam mengatasi kelangkaan memanfaatkan sumber daya yang langka untuk berbagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan
c. Mengidentifikasi arti dan jenis kebutuhan
Perbedaan keinginan dan kebutuhan
Keinginan : Barang atau jasa yang kita inginkan, jika tidak dapat kita penuhi tidak apa-apa
Kebutuhan : Segala sesuatu yang diperlukan manusia dan harus dipenuhi agar dapat hidup layak
Jenis Kebutuhan :
1. berdasarkan intensitas/tingkat kepentingan :
a. kebutuhan primer
adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi agar dapat hidup layak
contoh : makan, minum, pakaian, perumahan, pendidikan
b. kebutuhan sekunder
adalah kebutuhan tambahan atau pelengkap yang pemuasannya dapat ditunda
contoh : meja, kursi, radio, kipas angin.
c. kebutuhan tersier
adalah kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi dengan mengonsumsi barang mewah atau luks
contoh : mobil, intan berlian, villa
2. berdasarkan waktu pemenuhannya :
a. kebutuhan sekarang
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini juga atau kebutuhan yang sangat mendesak dan pemenuhannya tidak dapat ditunda
contoh : obat bagi orang yang sakit, payung ketika hujan
b. kebutuhan yang akan datang
adalah kebutuhan yang pemuasannya tidak harus dilakukan sekarang dan dapat ditunda untuk masa yang akan datang
contoh : rekreasi ke Bali, sepeda motor bagi siswa SMP
3. berdasarkan sifatnya :
a. kebutuhan jasmani
adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi agar jasmani manusia dapat berfungsi dengan baik (berhubungan dengan kesehatan dan penampilan fisik (badan)
contoh : makan yang bergizi, minyak wangi, pakaian yang rapi.
b. kebutuhan rohani
kebutuhan yang perlu dipenuhi agar rohani atau mental manusia dapat berfungsi dengan baik (berhubungan dengan penyegaran intelektual/ pengetahuan, mental/kejiwaan dan moral)
contoh : rekreasi, belajar agama, kursus komputer
4. berdasarkan Subjek/penggunanya :
a. kebutuhan individu/pribadi
adalah kebutuhan yang berhubungan dengan selera atau pilihan masing-masing orang
contoh : Sari membutuhkan baju baru, Rohmadi membutuhkan celana baru.
b. kebutuhan sosial
adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan bersama, mulai dari keluarga hingga masyarakat
contoh : listrik, jalan raya, jembatan
d. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kebutuhan manusia beraneka ragam :
1. keadaan alam
2. peradaban atau kebudayaan
3. agama dan adat istiadat
4. latar belakang seseorang
5. lingkungan tempat tinggal
6. tingkat atau kemajuan dalam kehidupan manusia
e. Menjelaskan pengertian skala prioritas dan menyusun skala prioritas kebutuhan manusia pada umumnya
Skala Prioritas adalah daftar urutan kebutuhan manusia dari yang paling penting dan harus dipenuhi terlebih dahulu
f. Mengidentifikasi arti alat pemenuhan kebutuhan dan mengidentifikasi arti macam-macam alat pemenuhan kebutuhan
Sumber daya : barang atau jasa yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Macam-macam alat pemenuhan kebutuhan :
1. berdasarkan kelangkaannya
a. benda bebas
adalah benda yang jumlahnya berlimpah dan untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Contoh : udara di alam bebas, air di sungai
b. benda ekonomi
benda yang jumlahnya terbatas dan untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan. Contoh : buku tulis, pasir di toko material
c. benda illith
benda yang jumlahnya terlalu banyak dan tidak terkendali dan akhirnya merugikan kehidupan manusia. Contoh : api pada saat kebakaran, air banjir
2. berdarkan tujuan penggunaan
a. benda produksi
adalah benda yang dihasilkan tidak untuk langsung memenuhi kebutuhan manusia melainkan untuk menghasilkan benda lain. Contoh : traktor, mesin cetak.
b. benda konsumsi
adalah benda yang siap pakai/langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh : buku pelajaran, pakaian
3. berdasarkan fungsi dalam bentuk pemakaian / hubungan dengan benda lain
a. benda substitusi/pengganti
adalah benda yang dapat menggantikan fungsi benda lainnya. Contoh : beras dengan jagung atau sagu, daging sapi dengan daging ayam
b. benda komplementer/pelengkap
adalah benda yang dalam penggunaannya dapat saling melengkapi satu sama lain. Contoh : nasi dengan lauk pauk, gula pasir dengan kopi
4. berdasarkan kesiapan penggunaan/proses produksi
a. bahan mentah
adalah bahan yang masih perlu diolah lebih lanjut agar dapat degunkan untuk memenuhi kebutuhan manusia/ barang yang belum siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh : beras, kapas, kayu gelondongan.
b. barang setengah jadi
adalah barang hasil olahan yang menjadi bahan untuk membuat barang siap pakai. Contoh : benang bagi perusahaan tekstil, kayu gergajian bagi perusahaan mebel
c. barang jadi
adalah barang yang yang sudah mengalami proses produksi secara tuntas dan siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh : baju, buku, kue donat, pulpen

Kebutuhan dan Sumber Daya

Standar Kompetensi : 4. Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat
1. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
a. Mendeskripsikan arti kelangkaan dan faktor-faktor penyebab terjadinya kelangkaan
Kelangkaan : Suatu keadaan ketika kita tidak mampu mendapatkan semua barang dan jasa yang kita butuhkan.
faktor-faktor penyebab terjadinya kelangkaan :
 Kebutuhan manusia tidak terbatas
 Sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa terbatas
b. Mengidentifikasi usaha-usaha manusia dalam mengatasi kelangkaan memanfaatkan sumber daya yang langka untuk berbagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan
c. Mengidentifikasi arti dan jenis kebutuhan
Perbedaan keinginan dan kebutuhan
Keinginan : Barang atau jasa yang kita inginkan, jika tidak dapat kita penuhi tidak apa-apa
Kebutuhan : Segala sesuatu yang diperlukan manusia dan harus dipenuhi agar dapat hidup layak
Jenis Kebutuhan :
1. berdasarkan intensitas/tingkat kepentingan :
a. kebutuhan primer
adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi agar dapat hidup layak
contoh : makan, minum, pakaian, perumahan, pendidikan
b. kebutuhan sekunder
adalah kebutuhan tambahan atau pelengkap yang pemuasannya dapat ditunda
contoh : meja, kursi, radio, kipas angin.
c. kebutuhan tersier
adalah kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi dengan mengonsumsi barang mewah atau luks
contoh : mobil, intan berlian, villa
2. berdasarkan waktu pemenuhannya :
a. kebutuhan sekarang
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini juga atau kebutuhan yang sangat mendesak dan pemenuhannya tidak dapat ditunda
contoh : obat bagi orang yang sakit, payung ketika hujan
b. kebutuhan yang akan datang
adalah kebutuhan yang pemuasannya tidak harus dilakukan sekarang dan dapat ditunda untuk masa yang akan datang
contoh : rekreasi ke Bali, sepeda motor bagi siswa SMP
3. berdasarkan sifatnya :
a. kebutuhan jasmani
adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi agar jasmani manusia dapat berfungsi dengan baik (berhubungan dengan kesehatan dan penampilan fisik (badan)
contoh : makan yang bergizi, minyak wangi, pakaian yang rapi.
b. kebutuhan rohani
kebutuhan yang perlu dipenuhi agar rohani atau mental manusia dapat berfungsi dengan baik (berhubungan dengan penyegaran intelektual/ pengetahuan, mental/kejiwaan dan moral)
contoh : rekreasi, belajar agama, kursus komputer
4. berdasarkan Subjek/penggunanya :
a. kebutuhan individu/pribadi
adalah kebutuhan yang berhubungan dengan selera atau pilihan masing-masing orang
contoh : Sari membutuhkan baju baru, Rohmadi membutuhkan celana baru.
b. kebutuhan sosial
adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan bersama, mulai dari keluarga hingga masyarakat
contoh : listrik, jalan raya, jembatan
d. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kebutuhan manusia beraneka ragam :
1. keadaan alam
2. peradaban atau kebudayaan
3. agama dan adat istiadat
4. latar belakang seseorang
5. lingkungan tempat tinggal
6. tingkat atau kemajuan dalam kehidupan manusia
e. Menjelaskan pengertian skala prioritas dan menyusun skala prioritas kebutuhan manusia pada umumnya
Skala Prioritas adalah daftar urutan kebutuhan manusia dari yang paling penting dan harus dipenuhi terlebih dahulu
f. Mengidentifikasi arti alat pemenuhan kebutuhan dan mengidentifikasi arti macam-macam alat pemenuhan kebutuhan
Sumber daya : barang atau jasa yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Macam-macam alat pemenuhan kebutuhan :
1. berdasarkan kelangkaannya
a. benda bebas
adalah benda yang jumlahnya berlimpah dan untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Contoh : udara di alam bebas, air di sungai
b. benda ekonomi
benda yang jumlahnya terbatas dan untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan. Contoh : buku tulis, pasir di toko material
c. benda illith
benda yang jumlahnya terlalu banyak dan tidak terkendali dan akhirnya merugikan kehidupan manusia. Contoh : api pada saat kebakaran, air banjir
2. berdarkan tujuan penggunaan
a. benda produksi
adalah benda yang dihasilkan tidak untuk langsung memenuhi kebutuhan manusia melainkan untuk menghasilkan benda lain. Contoh : traktor, mesin cetak.
b. benda konsumsi
adalah benda yang siap pakai/langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh : buku pelajaran, pakaian
3. berdasarkan fungsi dalam bentuk pemakaian / hubungan dengan benda lain
a. benda substitusi/pengganti
adalah benda yang dapat menggantikan fungsi benda lainnya. Contoh : beras dengan jagung atau sagu, daging sapi dengan daging ayam
b. benda komplementer/pelengkap
adalah benda yang dalam penggunaannya dapat saling melengkapi satu sama lain. Contoh : nasi dengan lauk pauk, gula pasir dengan kopi
4. berdasarkan kesiapan penggunaan/proses produksi
a. bahan mentah
adalah bahan yang masih perlu diolah lebih lanjut agar dapat degunkan untuk memenuhi kebutuhan manusia/ barang yang belum siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh : beras, kapas, kayu gelondongan.
b. barang setengah jadi
adalah barang hasil olahan yang menjadi bahan untuk membuat barang siap pakai. Contoh : benang bagi perusahaan tekstil, kayu gergajian bagi perusahaan mebel
c. barang jadi
adalah barang yang yang sudah mengalami proses produksi secara tuntas dan siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh : baju, buku, kue donat, pulpen

Contoh :
  1. Petani : Orang yang bekerja di bidang pertanian
  2. Nelayan : Orang yang sehari-harinya bekerja mencari ikan.
  3. Supir : Orang yang sehari-harinya mengemudikan suatu kendaraan
  4. Dokter : Orang yang berusaha menyembuhkan orang yang sakit
  5. Arsitek :Orang yang merancanag suatu bangunan


pekerjaan - pekerjaan yang dibutuhkan untuk membangkitakan ekonomi. oleh: aminah deuxini febriyanti

Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Manusia sebagai makhluk sosial dan Makhluk ekonomi
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain:
Faktor Ekonomi
Faktor Lingkungan Sosial Budaya
Faktor Fisik
Faktor Pendidikan

Tindakan Ekonomi

Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.
Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi.


Pekerjaan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup:

1. Pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu untuk proses daur ulang.
2. Pengacara atau advokat adalah kata benda, subyek. Dalam praktek dikenal juga dengan istilah Konsultan Hukum. Dapat berarti seseorang yang melakukan atau memberikan nasihat (advis) dan pembelaan (“mewakili”) bagi orang lain yang berhubungan dengan penyelesaian suatu kasus hukum.
Istilah pengacara berkonotasi jasa profesi hukum yang berperan dalam suatu sengketa yang dapat diselesaikan di luar atau di dalam sidang pengadilan. Dalam profesi hukum, dikenal istilah beracara yang terkait dengan pengaturan hukum acara dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata. Istilah pengacara dibedakan dengan istilah Konsultan Hukum yang kegiatannya lebih ke penyediaan jasa konsultasi hukum secara umum.
Pembelaan dilakukan oleh pengacara terhadap institusi formal (peradilan) maupun informal (diskursus), atau orang yang mendapat sertifikasi untuk memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan [1]. Di Indonesia, untuk dapat menjadi seorang pengacara, seorang sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum harus mengikuti pendidikan khusus dan lulus ujian profesi yang dilaksanakan oleh suatu organisasi pengacara.
3. Ilmuwan ialah orang yang bekerja dan mendalami dengan tekun dan sungguh-sungguh dalam bidang ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan bisa bekerja dalam bidang ilmu pengetahuan yang berbeda. Di sini diberikan beberapa contoh: Mereka yang belajar fisika ialah fisikawan. Yang belajar kimia ialah kimiawan. Yang belajar biologi ialah biolog.

Usaha-usaha yang Dilakukan Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidupnya Nama : Tubagus Muhammad Sultan R. Kelas : 7A

Usaha-usaha yang Dilakukan Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidupnya
Nama : Tubagus Muhammad Sultan R.
Kelas : 7A

Setiap manusia pasti menginginkan hidup. Agar mereka hidup mereka harus memenuhi kebutuhan primer. Kebuthan primer itu adalah, sandang, pangan, dan papan. Untuk mendapatkan itu semua manusia perlu bekerja. Contoh usaha-usaha/pekerjaan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup diantaranya :
1. Menjadi seorang pemulung
Menjadi pemulung adalah salah satu jalan untuk mendapatkan uang. Dengan memulung kita dapat menjualnya ke tempat penyimpanan barang- barang bekas.
2. Supir
Supir adalah pengemudi profesional yang dibayar oleh majikan untuk mengemudi kendaraan bermotor. Supir dibagi dalam dua kelompok yaitu supir pribadi yang menjalankan kendaraan pribadi dan yang kedua adalah supir perusahaan yang bekerja untuk perusahaanangkutan penumpang umum seperti taksi, bus, ataupun angkutan barang.
3. Buruh
Buruh pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik secara jasmani maupun rohani. Pada dasarnya buruh dibagi atas 2 klasifikasi besar:
 Buruh profesional - biasa disebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak dalam bekerja
 Buruh kasar - biasa disebut buruh kerah biru, menggunakan tenaga otot dalam bekerja
Buruh pada dasarnya hanya menunjuk kepada tenaga kerja di bidang industri dan jasa. Di bidang pertanian, tenaga kerja tidak lazim disebut sebagai buruh.
4. Perawat
Perawat adalah tenaga profesional di bidang perawatan kesehatan yang terlibat dalam kegiatan perawatan. Perawat bertanggung jawab untuk perawatan, perlindungan, dan pemulihan orang yang luka atau pasien penderita penyakit akut atau kronis, pemeliharaan kesehatan orang sehat, dan penanganan keadaan darurat yang mengancam nyawa dalam berbagai jenis perawatan kesehatan. Perawat juga dapat terlibat dalam riset medis dan perawatan serta menjalankan beragam fungsi non-klinis yang diperlukan untuk perawatan kesehatan.
5. Pilot
Pilot adalah sebutan untuk orang yang mengemudikan pesawat terbang. Sebagai sebuah profesi yang menuntut keahlian/skill dalam mengemudikan sebuah pesawat, seorang pilot harus menempuh ujian resmi yang diadakan oleh sekolah penerbangan. Jika dinyatakan lulus dalam ujian, seorang pilot akan mendapat sertifikasi terbang, yaitu suatu surat pengakuan kemampuan sang pilot untuk menerbangkan pesawat dengan tipe/ukuran tertentu.
Keahlian seorang pilot dalam menerbangkan pesawat komersial merupakan dasar utama yang menentukan kualitas seorang pilot. Faktor-faktor pendukung keahlian seorang pilot selain surat sertifikasi adalah jumlah jam terbang yang telah dimiliki. Keselamatan suatu penerbangan adalah tanggung jawab seorang pilot.
Dalam tugasnya di dalam kokpit pesawat, pilot dibantu oleh seorang ko-pilot. Selama penerbangan berlangsung semenjak take off hingga landing, pilot dan ko-pilot akan mengikuti jalur-jalur penerbangan yang telah terprogram melalui bantuan navigasi pesawat dan mengikuti informasi yang diberikan oleh menara kontrol lalu-lintas bandar udara.
Didalam sebuah penerbangan komersial, pilot dan ko-pilot bertugas mengemudikan pesawat sementara pramugari dan pramugara akan melayani kebutuhan para penumpang. Pilot, ko-pilot dan pramugari/pramugara adalah awak kabin pesawat.
6. Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Macam-macam Pekerjaan Manusia Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup

Oleh: Mesya Afifah Pratiwi
Kelas: 7a
SMP Taruna Bakti

Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan istimewa dibandingkan dengan mahluk lainnya. Manusia disebut mahluk yang mampu berpikir (homo sapiens) dan mahluk yang percaya pada tuhan (homo religios). Manusia juga disbut sebagai mahluk sosial homo socius) manusia ekonomi (homo economius). Manusia menjadi mahluk sosial dan mahluk ekonomi karena manusia membutuhkan sesuatu. Dari muali pendidikan, makanan, tempat tinggal, pakaian, dan juga hal-hal lain yang wajib dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia bekerja bebagai bidang.

Berikut ini adalah contoh berbagai macam pekerjaan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka:


1. Guru: Guru bergerak di bidang pendidikan. Guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru adalah pahlawan tanpa tanpa jasa, dia mengajari para murid tanpa pamrih. Guru memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita semua. Ada guru yang memiliki gaji besar adapun yang kecil, meski mereka mendapatkan gaji yang kecil mereka tetap semangat mendidik murid-muridnya yang telah menanti mereka di kelasnya masing-masing. Adapun guru honorer yang kebanyakan bernasib kurang baik, mereka di gaji kecil dan mereka denga sabar menunggu diangkat menjadi Pegawai Negri Sipil (PNS). Guru adalah orang tua kita di sekolah.
2. Kuli: Kuli adalah pekerjaan yang sering dianggap remeh oleh sebagian masyarakat, karena pekerjaan itu biasa dilakukan oleh orang-orang yang pendidikannya kurang baik. Padahal sebenarnya kuli adalah pekerja yang hebat. Dia rela bekerja keras, seperti mengankat batu bata, mengaduk semen, sampai pekerjaan berat lainnya, semua itu hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dan hasil dari kerja keras mereka adalah uang yang jumlahnya tak seberapa. Padahal kulilah yang bekerja membangun bangunan dengan susah payah.
3. Dokter: Dokter dalah pekerjaan di bidang kesehatan. Dokter adalah pekerjaan yang sangat bertanggung jawab atas nyawa pasiennya. Dokter harus berhati-hati dalam bekerja, karna jika salah sedikit dapat menanggung akibat yang fatal. Dokter biasanya memiliki asisten yang disebut juga sebagai perawat. Dokter terkadang harus bersabar dalam menghadapi pasien yang keras kepala dan juga yang sangat sensitif.
4. Pembantu Rumah Tangga: Pembantu adalah pekerjaan yang kurang dihargai. Pembantu memangterkadang menyebalkan, tapi lihatlah sisi positif dari pembantu itu, dia mau membantu kita membereskan rumah kita.
5. Polisi: Polisi adalah pekerjaan yang mulia, polisi mengamankan kota atau bahkan Negara. Polisi bertugas membenahi perilaku masyarakat.
6. Pedagang: Pedagang adalah sebutanbagi orang yang berdagang. Berdagang banyak dilakukan oleh masyarakarakat di dunia. Dari mulai dagang kecil-kecilan hingga yang sangat besar. Mereka berdagang dimana saja. Berdagang dilakukan oleh orang miskin, sederhana, kaya.
7. Petani: Petani adalah sebutan bagi orang yang bercocok tanam bahan pokok makanan manusia. Di Indonesia banyak sekali petani. Petani sangat berjasa menanam kan makanan untuk kita

Meniti Karir Kedua: Beberapa Alternatif Usaha Saat Karir Kedua

Nadhira Shalihan Ardi
7a SMP Taruna Bakti
(maaf baru copy paste belum pake karangan sendiri

BEKERJA SETELAH PENSIUN

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah [62]:10)

Dalam Islam tidak mengenal istilah pensiun. Yang ada adalah istirahat karena lelah. Manusia selalu dituntut untuk bekerja dan beramal saleh selama hayat masih dikandung badan. Bekerja di sini tidak selalu didefinisikan bekerja di perusahaan atau perkantoran. Artinya walaupun sudah tidak bekerja diperusahaan atau perkantoran, tapi ada pekerjaan lain untuk mengisi waktu hidupnya. Masih banyak alternatif pekerjaan yang bisa dilakukan dan itu masih sangat bermanfaat untuk memulai Karir Kedua.

Mau Bekerja Setelah Pensiun

Banyak pensiunan yang tidak tahu harus bekerja apa setelah pensiun. Poin-poin di bawah ini mungkin berguna untuk membantu membuka wawasan, sehingga para pensiunan tidak lagi bingung dengan apa yang harus dikerjakan setelah pensiun:

1. Umumnya orang merasa tak berguna jika tak ada sesuatu dikerjakan. Perasaan tak berguna ini menimbulkan perasaan ditolak masyarakat, tidak dikehendaki dan kondisi-kondisi ini dapat menimbulkan penyakit-penyakit organis. Karena itu, kenalilah diri sendiri, apa tujuan hidup ini, dan bagaimana menjadi hidup bermakna. Kalau hal itu sudah ditemukan peraasaan tidak berguna menjadi sirna. Hidupnya menjadi tenang, tentram, dan damai. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Barang siapa mengetahui dirinya, maka ia mengetahui Tuhannya,” (HR. Muslim). Karena memang manusia diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan.
2. Kalau kita punya hobi keadaan di atas bisa diatasi. Apalagi kita memerlukan penghasilan atau uang, maka hobi tersebut bisa dikomersialkan, menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi atau hobbiology. Tentunya bukan yang dilarang agama.
3. Perhatikan profesi atau pengalaman kerja, mungkin saja pekerjaan itu sesuatu yang masih langka, sehingga setelah pensiun bisa disumbangkan atau masih diperlukan masyarakat. Misalnya, mantan manajer keuangan bisa menjadi konsultan keuangan atau jadi bendahara suatu yayasan.
4. Kalau kita mati bukan saja mewariskan harta untuk keluarga yang ditinggalkan, tapi dapat pula mewariskan ilmu, ketrampilan dan pengalaman kita pada generasi penerus. Selain sebagai warisan yang tak ternilai, juga menjadi “investasi” akhirat. Sebagai mana hadis Rasulullah: “Jika mati anak adam terputuslah segala amalannya, kecuali tiga perkara: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim)
5. Berhasil atau tidaknya pekerjaan setelah pensiun, sangat tergantung kepada berbagai faktor, antara lain, kategori mana atau usaha apa yang akan dikerjakan, persiapan dan sikap-sikap apa yang telah dimiliki (niat yang sungguh-sungguh) serta hobi apa saja yang telah kita kembangkan, dsb. Pentingnya niat ini diungkapkan dalam hadis Rasulullah: “Sesungguhnya amal-amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap orang apa yang diniatinya. Barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hijrah untuk meraih kesenangan dunia dan menikahi wanita, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahi,” (HR. Bukhari).
6. Pada umur 55 tahun manusia punya pengetahuan, pengalaman, serta berkontribusi untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Rasulullah pernah bersabda: “Seorang sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?’ Nabi Saw menjawab, ‘Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.’ Dia bertanya lagi, ‘Dan yang bagaimanakah orang yang paling buruk (jahat)?’ Nabi Saw menjawab, ‘Adalah orang yang paling panjang usianya dan jelek amal perbuatannya’,” (HR.At-Thabrani dan Abu Nu’aim).
7. Semuanya tergantung keputusan diri kita, apakah: Bekerja untuk orang lain: fulltime atau part time, Bekerja untuk orang/badan lain, apakah dapat bayaran atau sekedar “amal” (relawan), Bekerja untuk diri sendiri.

Empat Pilihan Kerja Bagi Pensiunan

Seorang karyawan atau pegawai perusahaan di Indonesia akan memasuki pensiun ketika berusia 55 tahun atau 48 tahun untuk tamtama ABRI. Usia tersebut sebetulnya masih tergolong muda. Bandingkan dengan di luar negeri yang pensiunnya pada usia 65 tahun. Selain masih muda dan bertenaga, pada usia itu juga banyak karyawan atau pegawai punya anak yang memerlukan biaya. Karena itu, bekerja lagi menjadi sesuatu yang tak bisa ditawar-tawar lagi, “wajib”, untuk memenuhi kebutuhan keluarga, karena penghasilan saat masih aktif akan turun sampai 50%. Bekerja atau menjalani karir kedua saat pensiun, sebetulnya sangat positif baik untuk dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Islam sendiri menuntut kita untuk selalu bekerja, berbuat baik, dan beramal saleh di dunia. Tidak mengenal batasan waktu. Karenanya, menganggur itu termasuk perbuatan berdosa. Dalam hadis Rasulullah diungkapkan, “Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan trampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah azza wajilla,” (HR. Ahmad).

Di bawah ini ada empat pilihan kerja alternatif bagi pensiunan yang ingin memulai karir kedua:

* Bekerja Full time. Kerja full time menjadi pilihan bila keadaan ekonomi atau keuangan Anda kekurangan. Banyak tanggungan yang masih belum lepas harus dipenuhi kebutuhannya, atau karena tak punya hobi atau tidak ada financial planning, dan lain-lain. Sehingga Anda harus kerja keras seperti biasa, full time.
* Bekerja “part time”. Kerja part time menjadi pilihan kalau Anda perlu uang tambahan, penghasilan setelah pensiun lebih rendah dibanding ketika masih aktif, dan anda tidak mau kerja keras seperti waktu masih muda.
* Wiraswasta (self employed). Kalau Anda punya persediaan uang cukup untuk modal usaha, berwirausaha (self employed) menjadi alternatif yang perlu dicoba. Mulai dari usaha untuk “diri sendiri” yang kurang berisiko seperti menjadi konsultan sampai yang membutuhkan modal (investment business), baik dengan modal sendiri maupun pinjaman dari bank. Namun, usaha yang menggunakan modal harus persiapan yang matang, tidak bisa coba-coba dulu. Kecuali coba-coba atau nyambinya waktu masih dalam Karir Pertama. Sebab, pada masa lansia ini agak sulit untuk latihan usaha dengan coba-coba, jadi segalanya harus direncanakan jauh-jauh hari sebelum pensiun.
* Bersenang-senang menikmati masa pensiun. Hal ini kalau Anda termasuk orang yang beruntung. Kondisi keuangannya sangat baik, sehingga tak perlu lagi tambahan penghasilan setelah pensiun. Walau demikian, menikmati masa pensiun tentunya bukan hanya dengan makan dan tidur saja. Sebaiknya tugas “routine” harus ada, apakah kerja sosial karena amal, karena manusia yang baik adalah bermanfaatnya bagi orang lain dan masyarakat.

Bekerja “Full Time” Seperti Waktu Muda

Karena alasan ekonomi ataupun alasan lain, banyak orang yang tetap memutuskan untuk berusaha bekerja full time setelah pensiun. Ini tidak menjadi masalah karena usia pensiun di Indonesia tergolong muda (55 tahun atau kurang), dan pada usia itu masih banyak yang fit. Apalagi untuk profesi-profesi yang betul-betul dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan. Ini jelas saling menguntungkan, baik bagi perusahaan maupun orang yang pensiun. Biasanya perusahaan yang masih tetap mempekerjakan orang yang telah pensiun beralasan:

* Perpanjangan dinas. Alasannya perusahaan belum punya penggantinya (walau sebenarnya ini praktik buruk tidak mendidik) baik dari dalam maupun dari luar. Mereka yang telah pensiun tapi tenaganya masih dibutuhkan biasanya sebagai advisor, specialist atau staff ahli “consultant” dan jabatan aktif (established job).
* Ada juga alasan manajemen, karena merasa “kasihan” . jadi mempekerjakan lagi untuk menolong yang bersangkutan, meskipun penggantinya sudah siap. Ini sebetulnya kurang baik, karena akan menimbulkan frustasi karyawan lain yang menunggu :kosong kursi” tersebut.
* Kerja full time dengan perusahaan atau organisasi lain cukup sulit, karena perusahaan lain menginginkan tenaga muda. Kecuali jika bekerja pada organisasi sosial sebagai relawan (volunteer).

Tapi kadang-kadang ada perusahaan-perusahaan kecil yang akan mendapatkan manfaat jika mempekerjakan pensiunan-pensiunan yang mempunyai keahlian tertentu dan berpengalaman.

Bekerja “Part Time” Sesuatu Yang Ideal

1. Kalau seorang pensiunan memutuskan kerja part time, berarti ia ingin uang, gaji dan penghasilan tambahan, atau ingin waktu yang fleksibel. Tidak ketat seperti masa aktif dulu. Selain itu, karena kondisi sudah menurun, sehingga ingin bekerja agak santai.
2. Kerja part time atau paruh waktu ini bisa diatur waktunya sesuai keinginan kita. Disamping itu, kalau bekerja part time kurang mendapatkan “resistance’ dari karyawan yang ada di dalam, sehingga bisa bekerja lebih tenang.
3. Bila kerja part time dengan perusahaan lama, perusahaan dan pensiunan sama-sama untung, karena sudah saling mengenal. Fasilitas atau lowongan kerja “part time” maupun “full time” kebanyakan merupakan gift (hadiah) pada golongan senior yang, tentu saja, merupakan sumber iri hati bagi yang junior, karena tidak mendapatkan “hadiah” ini.
4. Kerja part time dengan perusahaan lain. Kerja “part time” dengan perusahaan yang baru memang masih jarang, tapi bisa terjadi sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut, yang memerlukan tenaga-tenaga berpengalaman yang hanya sewaktu-waktu saja.
5. Bekerja “full time” itu bisa berbentuk 6 hari kerja atau 40 jam seminggu, maka yang disebut kerja “part time” atau “paruh waktu” bisa dalam bentuk tiga hari penuh dalam seminggu, 6 hari tapi hanya ½ hari kerja atau dalam seminggu hanya 20 jam kerja, 2 hari satu mingu, tiga hari dalam satu minggu, dan lain-lain. Jadi sangat fleksibel sesuai keinginan dan kesepakatan kedua pihak.

Kebetulan saya sendiri pernah menjalani bentuk-bentuk kerja seperti di atas, dan diperpanjang setelah pensiun di perusahaan lama sebagai konsultan di Jakarta, dua hari seminggu. Tiga hari tiap dua minggu sebagai konsultan di Pulau Batam, dua tahun full time sebagai konsultan di Jakarta, dan bentuk lainnya yang disesuaikan.

Jadi Wiraswasta (self employed), Banyak Peluang
a. Pulang kampung, kembali ke desa, dan transmigasi. Dulu banyak pensiunan “pulang kampung” untuk menikmati hari tua yang serba murah, menikmati udara bersih pedesaan. Tapi sering kali menjadi problem, misalnya banyak yang tak kenal lagi atau anak-anak yang tak setuju. Pulang kampung perlu persiapan mental, karena sudah terbiasa tinggal di kota. Namun, dengan adanya sarana seperti listrik dan telekomunikasi?HP bisa memudahkan dalam menjalani kehidupan. Tinggal persiapan-persiapan matang dalam mengatur program “routine”.

Kalau mau usaha agribisnis, apalagi dengan program ekspor non-migas yang kurang dikembangkan, dirangsang, atau dibina oleh Pemerintah Indonesia yang kaya dan punya peluang besar, tentunya pulang kampung, kembali ke desa, seperti Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, dan Papua menjadi pilihan ideal, karena di sana tanah jauh lebih murah dari kota atau Pulau Jawa yang super padat.

b. Buka small business. Di kota besar banyak berbagai usaha kecil-kecilan yang dilakukan di rumah. Misalnya, katering, maintenance service, accountancy service, terjemahan, dan lain-lain.

c. Buka small industry. Small industry ataupun Home industry sangat dirangsang pemerintah karena berarti membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Berbagai kredit dan penyuluhan biasanya disediakan, tapi ingat apakah kita punya latar belakang hobi atau pengetahuan atas bidang tertentu, sehingga menjadi spesialis. Membuka small industry perlu overview, wawasan ke depan, soal produksi, keuangan, pemasaran, pembelian, dan lain-lain.

d. Jadi konsultan. Konsultan di Indonesia banyak yang diperlukan. Apakah itu bidang “teknikal” atau “manajemen” tapi si calon harus punya keseimbangan antara academic acievements (kemampuan akademis) dan pengalaman praktis.

Calon konsultan bukan “Jack of all trades”. Tapi harus memiliki visi yang luas dan pengetahuan yang mendalam dalam bidang-bidang yang spesialis agar dapat menyelesaikan problem-problem bisnis yang makin rumit.

e. Kalau ingin tahu komoditi non-migas yang baik pasarannya (untuk ekspor), harap konsultasi dengan Departemen Perdagangan, juga kita harus tahu barang impor apa (tentang pangan) yang kita bisa produksi ini sangat banyak dan “memalukan” yang tiap tahun berkembang terus dan makin banyak produk Indonesia yang dibutuhkan di luar negeri.

Bekerja untuk “Amal” Sebagai Relawan

Selain untuk uang, manusia juga bekerja “karena Allah” semata-mata untuk amal dalam mengisi waktu hidupnya. Dengan amalnya tersebut masyarakat bisa mengambil manfaat. Namun, bila seseorang bekerja untuk amal atau sebagai relawan memerlukan “complete reorientation” dari hidupnya untuk menyesuaikan masa pensiunnya. Ia perlu memikirkan dan menentukan kegiatan apa yang bisa bermanfaat bagi masyarakat, seperti:

1. Dalam mengisi masa pensiun anda bisa melakukan kegiatan-kegiatan philantropis (kedermawanan sosial) aktif di lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga keagamaan, dan organisasi-organisasi sosial lain banyak memerlukan tenaga-tenaga relawan untuk pengabdian ini.
2. Kegiatan-kegiatan profesional. Lembaga-lembaga profesional juga akan dengan hati menyambut mereka yang mau jadi relawan. Di Kanada misalnya, para pensiunan banyak mengabdikan dirinya di luar negeri sesuai dengan profesinya. Saat di Pangkalan Brandan (1978), saya pernah mendapatkan bantuan dari relawan Kanada sebagai guru bahasa Inggris.
3. Kegiatan-kegiatan akademisi. Mereka yang ingin jadi pengajar relawan di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan akan disambut dengan baik, demi mewariskan pengalaman kita pada generasi muda. Tapi tentunya, mereka yang ingin berkecimpung sebagai relawan dalam bidang ini harus memiliki persyaratan-persyaratan akademis yang memadai. Seorang profesional (spesialis maupun manajerial) yang ingin pulang ke kampus, semestinya disambut dengan gembira karena para tenaga pengajar di Indonesia umumnya hanya “pengalaman mengajar” sejak diwisuda dan jarang yang berpengalaman di masyarakat/industri.

Bila dijalani dengan kesadaran dan keikhlasan, menjadi relawan sangat mengasyikkan dan menyenangkan. Selain bisa mengamalkan ilmu, kita bisa mengisi sisa hidup ini dengan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan kitapun bisa bersosialisasi dengan generasi penerus. Ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri kalau menjalankannya penuh dengan kesadaran dan keikhlasan. Banyak hikmah yang dapat dipetik dari bekerja sebagai relawan. Selain itu, bekerja sebagai relawan juga bisa mendatangkan uang atau honor yang lumayan untuk biaya beli bensin (ongkos transport).
Menjadi relawan di lembaga sosial akan menambah ‘jam terbang” kita sebagai penceramah dan nara sumber. Jika yang mengundangnya perusahaan besar, sebagai profesional, tentu saja pengalaman-pengalaman sebagai relawan di LSM/NGO akan menambah bobot kita. Bekerja sebagai relawan saya sering sebut “Beribadah gaya Siti Hajar”, yatitu bekerja atau beribadah di suatu lembaga, tapi rezekinya diperoleh dari tempat lain.